Rabu, 06 April 2011

Seputar Acara, Pembawa Acara, MC dan Presenter, Part 1

Salam hangat untuk Peserta Didik Indonesia Public Speaking and Rethoric School (IPSRS) Angkatan I. Berikut adalah materi Pembelajaran Minggu ke-5 dan ke-6. Semoga bermanfaat.
A.    Pembawa Acara/Master of Ceremony

Pada tahun 2002 penulis pernah menghadiri sebuah acara pelantikan pejabat di sebuah perkantoran pemerintah. Awalnya  acara berjalan seperti seharusnya. Karena ini adalah acara pelantikan pejabat baru tentu sangat banyak pejabat-pejabat penting daerah yang datang, sehingga terasa sekali nuansa keformilannya. Keheningan dan kekhidmatan acara menjadi buyar tatkala pembawa acara salah membacakan nama pejabat yang dilantik walaupun telah diulang sebanyak 3 kali. Suasana gedung sedikit gaduh akibat kesalahan pembawa acara dan kekhidmatan acara menjadi sirna. Tidak hanya itu, sering juga penulis menghadiri acara pentas seni sekolah-sekolah  favorit yang acaranya menjadi hambar karena pembawa acara/MC nya tampil apa adanya. Bahkan sebuah acara lomba hampir menjadi ricuh karena pembawa acara/MC nya terlalu bertele-tele dan tidak menghargai waktu.

Pengalaman penulis tadi sedikitpun tidak ada niat untuk menyudutkan seseorang atau kelompok tapi murni penulis utarakan sebagai pembuka wacana kita bahwa ternyata tidak mudah menjadi seorang pembawa acara/MC. Saat ini pembawa acara/MC tidak hanya sebatas hobi atau pekerjaan sambilan saja. Tetapi sudah bisa dijadikan sebagai pekerjaan/profesi dengan potensi dan nilai ekonomis tinggi jika dijalani dengan professional.


Kalau diibaratkan, pembawa acara laksana sebuah bingkai untuk lukisan dan lukisan sebagai suatu acara. Bagaimanapun bagusnya sebuah lukisan jika dibingkai dengan bingkai yang  alakadarnya tentu lukisan tersebut akan berkurang nilainya. Namun, walaupun lukisannya biasa-biasa saja tapi kalau dibingkai dengan bingkai yang berkualitas tinggi maka lukisan yang biasa tadi pasti akan menjadi luar biasa. Sebuah acara bisa mencapai kesuksesan yang gilang gemilang karena seorang pembawa acara. Sebaliknya, acara bisa menjadi hancur karena ulah pembawa acara yang tidak professional di bidangnya.

1.      Membedakan Pembawa Acara Dengan Master Of Ceremony/MC

Di tengah masyarakat, kadang Pembawa acara dengan MC dianggap sama. Malah masih banyak yang menyebut pembawa acara sama dengan protocol. Lalu apa bedanya?
1)      Pembawa acara adalah orang yang menyajikan atau menyampaikan satu per satu acara, memandu acara dengan menggunakan suara, mimik serta juga memperhatikan tata rias, busana, bahasa dan etika. Pembawa acara sesuai dengan tugas dan fungsinya lebih cocok dilekatkan pada acara-acara resmi. Seorang pembawa acara sangat terikat dengan etika protokoler. Pembawa acara juga tidak dituntut untuk berimprovisasi dalam membawakan acara. Penggunaan bahasa formal adalah mutlak.Ahli bahasa menyebutnya dengan PEWARA atau Pembawa Acara.
2)      Master Of Ceremony biasanya untuk acara hiburan dan semi hiburan, sebab tuntutan kreativitas dan improvisasi lebih tinggi. Seorang Master of Ceremony harus mampu membaca situasi, menciptakan suasana sesuai dengan karakeristik acaranya, dan memungkinkan adanya dialog dengan audiens.
3)      Protokol. Pembawa acara tidak sama dengan protocol atau juga MC. Pembawa acara adalah salah satu aspek dari protocol. Seorang protocol atau protokoler adalah orang yang bertanggungjawab secara keseluruhan terhadap suatu acara. Pembawa acara bisa saja menjadi protokoler karena pembawa acara bisa menjabarkan  gerak dan langkah apa yang akan timbul dari paduan mata acara yang dibawakan. tapi seorang protokoler belum tentu bisa menjadi pembawa acara.

2.      Tugas Pembawa Acara/MC

Seorang pembawa acara tidak hanya bertugas membawakan sebuah acara. Tapi juga mulai dari menyusun acara, mengecek kesiapan acara, mengetes sound system, mengecek kehadiran, mengendalikan waktu, menyimak jalannya acara dan menguasai suasana acara serta mengatur hadirin.

Namun secara umum ada 3 tugas penting pembawa acara/MC;
1)      Mengumumkan acara yang berlangsung
2)      Menarik perhatian hadirin untuk mengikuti acara melalui pakaian, dandanan, gerakan, suara, bahasa dan etika serta penampilan.
3)      Mengatasi segala hambatan yang terjadi selama acara berlangsung.
4)      Berkoordinasi dengan Panitia/Protokoler dan Penghubung Acara.

3.      Orang-Orang Yang Cocok Menjadi Pembawa Acara/MC

Orang yang benar –benar cocok untuk profesi ini adalah : Orang yang memiliki kepribadian :

1)   Ekstrovert, yaitu orang – orang  yang suka meng ekspresikan apa yang dipikirkan, dirasakan pada orang lain atau orang yang suka memperbincangkan berbagi hal dengan orang lain secara terbuka.
2)   Generalis, yaitu orang – orang yang memilki pengetahuan umum yang banyak dan memungkinkan dia untuk berbicara apa saja.
3)   Fleksibel, yaitu orang  yang luwes, mudah menyesuaikan diri dengan situasi.
4)   Friendly, yaitu orang yang mudah bergaul, dan karena pembawaanya disenangi banyak orang.

4.       Persyaratan Utama Yang Harus Dimiliki Oleh  Pembawa Acara/Master Of Ceremony

1)      Pengetahuan dan Pengalaman, yang luas. Dengan kedalaman pengetahuan akan menjadi sumber kreativitas yang sangat efektif sesuai dengan tuntutan situasi.Contoh yang gampang saja untuk menyebutkan nama orang , pangkat atau jabatan kalau kita tidak punya pengetahuan bisa saja kita salah menyebutnya misal : Pangkat dikalangan TNI/POLRI  punya arti amat penting, jangan sampai salah menyebut pangkat, bisa diartikan merendahkan kedudukan seseorang. Ini salah satu contoh pengetahuan yang harus dimiliki seorang MC, salah menyebutkan pangkat atau nama seorang pejabat yang cukup terkenal, memang tidak selalu berakibat fatal, namun dapat menempatkan diri anda pada posisi yang lemah, anda dianggap tidak cukup punya pengetahuan atau tidak mengikuti perkembangan. Misalnya pengucapan “ Kadapol Sumbar “ padahal ini sebutan dulu dan sudah diganti dengan “ Kapolda Sumbar “.Demikian juga dengan penyebutan kota Padang, masih ada Pembawa Acara/MC yang dengan tanpa merasa berdosa menyebutkan kalimat Kotamadya Padang padahal sekarang Padang sudah masuk kategori Kota Besar. Ini tentu memperlihatkan kedangkalan wawasan dan pengetahuan si Pembawa Acara/MC terhadap perkembangan lingkungan. Pengalaman sering tampil didepan umum diperlukan sebagai salah satu syarat yang harus dimiliki seorang MC, maka kita sering melihat seorang penyanyi atau seorang yang bergerak dibidang entertaint yang sudah biasa berhadapan dengan audience contoh yang lain pelawak. Nah orang-orang yang punya pengalaman seperti ini lebih mudah untuk menjadi MC.                           
  2).     Cerdas, kalau pengetahuan dan pengalaman merupakan tuntutan utama, tidak demikian halnya dengan kualifikasi pendidikan. Karena bukan pendidikan yang menjadi penentu keberhasilan kerja seorang Master of Ceremony, tetapi kecerdasan. Banyak orang bisa membedakan MC yang cerdas dari MC yang cemerlang dipermukaan saja. Wajah yang cantik suara yang bagus, tetapi tidak kreatif dalam penghayatan dan penampilannya, melihatkan bahwa MC ini tidak cerdas. Penampilan tidak berisi hanya rangkaian kata – kata tanpa makna. MC yang tahu persis pada apa yang dikatakannya, sanggup dengan cepat mengambil keputusan, membuat pesan dengan jelas,singkat, dan tenang bila terjadi hal –hal harus disampaikan, dan hal ini bisa terjadi  setiap saat , MC yang cerdas dengan cepat bisa mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh Panitia Palaksana suatu acara, tidak melihatkan wajah yang tegang pada saat tampil rileks, santai dalam arti tidak meremehkan acara yang sedang dibawakan ..

    3). Rasa Humor. Ini khusus untuk MC. Orang yang tidak mempunyai rasa sense of humor akan mendapatkan kesulitan untuk mendalami Profesi ini. Ada 2 hal yang menyangkut masalah ini :
Ø  Audiens tidak menghendaki berkomunikasi dengan seorang MC yang bermuka masam, karena mereka datang untuk menghadiri seuatu pertemuan, menghibur hati dan secara tidak langsung mengharapkan semua yang dilihatnya adalah yang terbaik.
Ø  Anda perlu memiliki rasa humor, karena dengan rasa humor akan tercipta suasana yang akrab, ceria antara anda dengan audiens asal jangan terlalu berlebihan / over tampillah dengan kewajaran dan tidak dibuat-buat.

4). Sabar, Pelaksanaan suatu acara melibatkan banyak pihak, masing –masing punya cara dan keinginan tersendiri dalam mencapai tujuanya. Akibatnya, pada saat acara sedang berlangsung bisa saja muncul instruksi – instruksi yang membingungkan. Adalagi pihak acara yang rewel tidak percaya kepada MC, berulang kali merubah acara. Disinilah dibutuhkan kesabaran dan ketenangan sehingga dapat menyelesaikan tugas sebagai MC atau Pembawa Acara dengan baik, jangan bingung walaupun dibelakang pentas kita sedikit tegang atau kebingungan karena banyaknya komando dari panitia, namun kita harus tetap tampil dengan tenang dan sabar seolah-olah tidak terjadi apa-apa .Perlu diingat  “ Menghadapi situasi yang membingungkan seorang MC/PA harus selalu berhubungan dengan decision maker/ orang yang bisa mengambil keputusan dan berulang kali minta ketegasan bawa informasi yang disampaikan memang jelas . 
5). Imaginasi, Pada saat –saat tertentu MC dituntut untuk kreatif agar acara – acara yang biasa saja bisa menjadi meriah, bersemangat adan mengesankan. Untuk itu seorang MC dituntut bisa membumbui acara dan memainkan perananya dengan baik, tentu dibutuhkan Ide –Ide cemerlang yang hanya bisa datang pada mereka yang mempunyai Imaginasi tinggi.
6). Rendah Hati dan Bersahabat, Profesi MC sangat dekat dengan artis, khususnya bagi MC lepas atau Freelance. Ketenaran nama MC bisa setingkat dengan ketenaran seorang artis, namun seorang MC tidak boleh terlalu bangga dengan nama besarnya, karena kesombonganya akan terpancar dari penampilanya, lewat kata – kata yang dipilihnya dan dari sikap tubuhnya saat berkomunikasi dengan audiens. Kerendahan hati membuat penampilan MC menjadi sosok yang ramah, berwajah cerah dan siap berdialog seperti dengan sahabat layaknya. Seorang MC banyak mempunyai kesempatan bertemu dengan pejabat tinggi dan orang – orang terkenal atau Public Figur, namun sikap rendah hati dan bersahabat harus tetap ditampilkan .

5.      Persyaratan Teknis Pembawa Acara/MC

Disamping persyaratan utama di atas, seorang pembawa acara juga harus mempunyai persyaratan teknis sebagai berikut;
1). Menguasai Materi Acara
2). Menggunakan Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk acara-acara resmi.
3). Suara atau vocal harus nyaman, tidak melengking atau terlalu rendah
4). Pengaturan nafas dari perut.
5).Menggunakan suara perut dan dada. Hindari penggunaan suara tenggorokkan.
6). Hal-hal yang berkaitan dengan kepribadian adalah tampilah dengan wajar, gunakan humor pada acara dan waktu yang tepat, jangan memperlihatkan perasaan, jaga kesehatan agar selalu prima dan aturlah mic 5-10 cm dari mulut atau tergantung jenis/type mic yang digunakan. Untuk jenis mic boom biasanya mulut bisa lebih dekat ke mic.
7). Untuk mengetes mic cobalah dengan kalimat bukan kata atau berhitung.
8). Jangan memukul mic.

6.      Ciri-ciri Suara Yang Baik dan Fungsi Bahasa Tubuh

Akhir tahun 80an, ketika media hiburan Televisi masih sepi, Radio menjadi tumpuan hiburan masyarakat. Salah satu acara favorit saat itu adalah sandiwara radio Misteri Gunung Berapi. Kenapa pendengar bisa begitu membenci tokoh mak lampir dalam sandiwara itu?padahal mereka hanya mendengar suaranya saja?. Atau kenapa pendengar radio rela mendengarkan penyiar favoritnya yang sedang siaran sampai larut malam?Betapa banyak pendengar radio yang tergila-gila kepada penyiar yang mereka kenal hanya lewat suaranya saja. Fenomena ini adalah bukti bahwa suara mempunyai kekuatan yang luar biasa yang disebut dengan The Power Of Voice. Untuk menjadi pembawa acara/MC tentunya harus memiliki suara yang baik dan berkarakter tentunya.

Sebenarnya sangat sulit untuk mencari sebuah patokan suara yang baik yang bisa dijadikan standar. Di dunia sekalipun. Namun,ada beberapa criteria yang bisa dijadikan parameter untuk menentukan suara yang baik.
1). Bernada menyenangkan, membawa rasa persahabatan.
2). Alami dan menunjukkan kepribadian yang bersangkutan.
3). Dinamis, bertenaga, meski barangkali suara tidak keras/besar
4). Ekspresif, mengungkap berbagai rasa dan tidak monoton
5). Nyaman di dengar, jelas.
6). Memperhatikan artikulasi, aksentuasi dan improvisasi.

Walaupun suara sepertinya agak dominan dalam penampilan seorang pembawa acara/MC namun semua itu akan sedikit berkurang jika tidak didukung oleh bahasa tubuh/body language dan sasmita (gerak isarat). Sebab sebuah penelitian mengungkapkan bahwa perhatian pendengar akan terfokus pada;
1). Ekspresi dan bahasa tubuh sebanyak 55%
2). Tekanan Suara sebanyak 37%
3). Apa yang diucapkan/materi sebanyak 8%

Dalam rujukan lain disebutkan bahwa orang akan mendapatkan informasi 87% dari apa yang dilihat, 7% dari apa yang didengar. Makanya dalam penampilan seorang pembawa acara/MC harus memperhatikan apa yang dikatakan Albert Mahrabain yang menyatakan bahwa dalam dunia public speaking termasuk pembawa acara/MC ada hal yang berperan sangat penting yaitu yang dikenal dengan 3V’s of Communication.
1). Verbal. Rangkaian kata-kata atau isi dari apa yang akan kita sampaikan.
      Kata-kata atau kalimat yang keluar dari mulur PA/MC adalah kata-kata atau kalimat yang lugas, tepat sasaran bukan hanya rangkaian kata yang monoton dan nihil makna. PA/MC juga harus pandai menjahitkan kalimat yang digunakan dengan audience yang ada. Untuk itulah seorang PA/MC sebelum melaksanakan sebuah acara harus melakukan analisis terhadap audience. Diantaranya;
Ø  Analisis Psikologis. PA/MC harus mampu mencerna kondisi psikologis pendengar. Ini tentu erat kaitannya dengan kemampuan PA/MC untuk mengidentifikasi acara dengan baik. Jika acaranya adalah acara musik, maka pilihan kalimatnya tentu kalimat-kalimat yang senafas dengan kegiatan tersebut. Petikan-petikan istilah terbaru akan menjadi bumbu penyedap bagi PA/MC.

Ø  Analisis Demografi. Dalam memilih bahasa dan kalimat yang digunakan juga harus memperhatikan usia, jenis kelamin, asal suku bangsa, agama, dan lain-lain. Tentu sangat berbeda verbal yang digunakan saat memandu acara anak-anak dengan acara orang dewasa.
     
2). Voice. Suara yang kita keluarkan ketika berbicara. Suara dan cara berbicara.
Teknik memproduksi suara dengan memperhatikan :
a. Speed, standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi.
b. Volume, dalam memandu sebuah acara, suara yang dihasilkan harus bulat.
c. Tone, tinggi rendah suara, agar audience tidak merasa bosan selama acara berlangsung.
d. Timbre, suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi pendengar.
e. Power, kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata.
f.  Nafas, berbicara dengan nafas perut, karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat dan lebih terasa nikmat untuk didengar.
Teknik berbicara
Yang harus diperhatikan untuk menghasilkan cara berbicara yang lebih professional dalam membawakan acara antara lain :
1. Intonasi       : Sebaiknya suara tidak datar, tetapi mengandung irama atau berirama.
2. Artikulasi    : Setiap kata yang diucapkan haruslah jelas benar, sehingga mudah dimengerti atau dipahami.
3. Phrasing     : Dalam berbicara sebaiknya memberikan jeda agar dapat dimengerti.
4. Stressing    : Memberikan energi dalam suara, agar tidak menimbulkan kesan loyo.
5. Infleksi        : Lagu kalimat, perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian setiap kata (redundancy). Inflesi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir kalimat.

3). Visual. Penampilan/Body Language.

Pentingnya bahasa tubuh dalam turut andil memperkuat pesan yang disampaikan bisa kita pelajari dari sebuah hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa 60-70% manusia berkomunikasi dengan non verbal. Artinya manusia berkomunikasi kebanyakan tidak menggunakan mulut. Film Charlie Chaplin yang bisu atau Mr. Bean adalah contoh betapa hebatnya gerakan dan bahasa tubuh menyampaikan sebuah pesan kepada audience. Tanpa suarapun audience mengerti akan alur cerita yang disajikan sehingga kedua film tersebut mampu meraih sukses di zamannya.

7.      Jenis-Jenis Acara

1). Acara resmi seperti peringatan hari nasional, pelantikan, sertijab, pembukaan/penutupan sebuah kegiatan/event.
            Speed     : Natural – lambat
Tone       : Rendah
Volume   : Kuat
Power     : Kuat
Timbre    : Khidmat, serius
2). Acara keagamaan seperti Maulid Nabi, Wirid Remaja, Halal Bi Halal dll.

3). Acara Keluarga seperti Pernikahan, Khitanan, Syukuran dll.

4). Acara Hiburan seperti malam seni, festival, pentas seni/inagurasi dll.
     
Speed     : Natural – lambat
Tone       : Rendah
Volume   : Kuat
Power      : Kuat
Timbre    : Khidmat, serius

8.      Hal-Hal Yang Tidak Lazim Dilakukan Oleh Seorang Pembawa Acara/MC

Untuk menciptakan citra/kesan sebagai pembawa acara yang professional di mata audience, ada beberapa hal yang harus dihindari oleh seorang pembawa acara/MC.
1). Membacakan susunan acara di awal
2). Memberikan penghormatan yang panjang-panjang
3). Over acting/Berlebihan
4). Memberikan ucapan terimakasih yang berlebihan
5). Mengulas pembicara sebelumnya
6). Menyampaikan pengumuman dalam acara
7). Meniru/mencoba berlaku seperti orang lain
8). Mengeksploitir suara dan tekanan secara berlebihan
9). Angkuh dan Menyombongkan Diri

9.      Jurus Jitu Menjadi Pembawa Acara/MC
1). Setelah menyetujui sebuah acara, pastikan anda minimal sudah mendapatkan informasi tentang acara tersebut yang meliputi: What, When, Where, Who.
2).   Sedapat mungkin luangkanwaktu untuk menghadiri Geladi Resik
3).   Datanglah lebih awal ke tempat acara. Minimal 1 Jam sebelum acara
4). Jalin komunikasi dengan soundman dan orang-orang yang akan berhubungan dengan kita.
5).  Tersenyumlah dan balaslah senyum orang yang tersenyum kepada anda
6). Tanyakan kepada panitia tentang pejabat-pejabat penting yang akan datang dan kepastian kedatangan mereka.
7). Tunjukkan wajah bersahabat dan buatlah kontak mata
8). Jika anda merasa gugup, maka cobalah untuk bergerak ringan dan tariklah nafas dalam-dalam.
9). Hiburlah diri anda dengan mengenang kesuksesan anda di masa lalu.
10). Hilangkan kecemasan yang tidak perlu.
11). Jangan membuat pengakuan negative